Kamis, 01 Oktober 2020

Seni untuk merasa “Tak Layak”

Ketika pelukis berusaha menutupi cela lukisannya

Dari maha karyanya yang menyita hampir segala

Lalu di pamerannya yang semarak

Seseorang berdiri mematung di depan lukisan itu

Lalu berkata, “Lihatlah goresan kecil dibagian ini, dia sungguh payah.”


Seseorang lainnya menatap lukisan itu dari kejauhan

Oh, alangkah bagusnya lukisan itu

sempurna

haruskah ku bawa pulang?


Seseorang yang berdiri paling dekat

adalah seseorang yang paling peka cacat

seseorang yang berdiri paling jauh

adalah seorang pemuja


pernahkah kamu merasa telah mengupayakan segalanya?

segalanya

yang bahkan materi tak sanggup melunasinya

Tapi tetap kamu dihinggapi rasa tak layak?


itulah rasa yang meletihkan

Jumat, 25 September 2020

Urat Rindu

Pada batas tipis antara benci dan rindu

sejumput cintaku tinggal menetap, lekat dan membandel

sudah penuh upayaku menyeretnya keluar

dari tempat yang seluruh perekatnya, kamu


Rinduku yang malang

bertemu ekspresimu yang bengis

aku yang memohon

kamu yang acuh tak acuh


kau bisa anemsia?

sial, aku mengingatnya dengan penuh warna

setiap detail, lekuk, gurat, garis, bayangan, dan tekstur


kenangan yang ku kubur hidup-hidup bangkit menyeruak

memburuku tanpa ampun

kau dimana-mana di setiap sudut ruang

sementara aku adakah terselip di harimu yang sesak?


rinduku tumpah ruah tanpa sarana

menyeduh benciku yang tak punya integritas

benar kata orang, cinta dan benci jaraknya tipis

semudah itu benciku menguap hanya karena ingat

seburuk apapun, kamulah emas hatiku


aku tak ingat benciku dimana ketika rinduku terbit

aku tak ingat nilai merahmu ketika rinduku merebak

aku tak menginginkan atau berselera apapun 

tolong hadirlah biar ku tuang rinduku


© Shellydealogism
Maira Gall